SEJARAH KARATE-DO GOJUKAI INDONESIA
Karate
Goju pertama-tama diperkenalkan di Indonesia oleh seorang pedagang Jepang
bernama Kunishiro Ishi (DAN IV), ini sekitar tahun 1960-an, tetapi pada waktu
itu Ishi hanya melatih karate Goju dalam bentuk kelompok-kelompok kecil belum
terorganisir rapi. Kunishiro Ishi mempunyai 3 Murid Senior yaitu Richard
Menwidjaya, Maskun Prasetya dan Budhi Dharma.
Kemudian
Setyo Harjono, Seorang Mahasiswa Indonesia yang mendapat beasiswa dari Jepang,
kembali ke Indonesia setelah meraih gelar Sarjana Ekonomi. Selama di jepang,
Setyo Harjono selain menuntut pengetahuan Ekonomi. Ia juga memperdalam karate
Goju pada Maha Guru Karate Do Gojukai, Gogen Yamaguchi. Dan tahun 1967 kembali
ke Indonesia dengan meraih DAN IV. Sebelum
Setyo Harjono kembali ke Indonesia, alummi Jepang yang mendapat beasiswa
pampasan perang dan juga mendalami ilmu beladiri Jepang sudah lebih dahulu
kembali dari pada Setyo Harjono, mereka itu antara lain: Baud Adikusumo
(Shotokan-Inkado), Anton Lesiangi (Shotokan-Lemkari), Sabeth Muhsin
(Shotokan-Inkai), Chaerul Taman (Wadokai), Indra Kartasasmita bersaudara
termasuk GinanjarKartasasmita (Shorinji Kempo) dan lain-lain.

Pada
masa pecahnya PORKI, Setyo Haryono berpihak pada Anton Lesiangi dengan
membentuk Badan Kerja sama Olahraga Karate-Do Indonesia, kemudian membentuk
FKSI (Federasi Karate-Do Seluruh Indonesia) dan terakhir FORKI (Federasi Olah
Raga Karate Indonesia).
Aktivitas
Karate-Do Gojukai Indonesia dimasa kepemimpinan almarhum Drs. Setyo Harjono
sangat tinggi, baik dalam kegiatan Nasional FORKI maupun dalam kegiatan
internasional dari IKGA. Pengiriman karateka-karateka Indonesia ke Hombu IKGA
Tokyo berlatih dalam Japan Karate-Do College Tokyo berlangsung teratur. Antara
lain karateka Gojukai Indonesia lulusan Japan Karate Do College-nya Gogen
Yamaguchi, adalah shihan Iwan Pranagtio Dan 7 IKGA. Asisten-asistennya yang
tersenior ketika itu adalah: Richard Menwidjaya, Maskum Prasetya dan Woerjono
Rahmat.
Drs. Setyo Harjono, SE. wafat pada tahun 1979 dan Gojukai Indonesia diwariskan kepada Top senior yaitu Richard Menwidjaya, yang oleh Gogen Yamaguchi digelari Bruce Lee Bali, didalam kepemimpinan beliau didampingi oleh senior-senior Gojukai indonesia lainnya, seperti Maskum Prasetya, Achmad Ali, Yoke Parengkuan, Handri Kessek.
Drs. Setyo Harjono, SE. wafat pada tahun 1979 dan Gojukai Indonesia diwariskan kepada Top senior yaitu Richard Menwidjaya, yang oleh Gogen Yamaguchi digelari Bruce Lee Bali, didalam kepemimpinan beliau didampingi oleh senior-senior Gojukai indonesia lainnya, seperti Maskum Prasetya, Achmad Ali, Yoke Parengkuan, Handri Kessek.
Komda
(Komisariat Daerah) Gojukai Indonesia tertua setelah Gojukai DKI Jaya adalah
Gojukai Komda Sul-Sel. Komda Sulsel ini didirikan oleh Sensei Richard Memwidjaya
dengan Murid-muridnya antara lain, Achmad Ali, Howard Kowagan dan H. Ibrahim M.
Rum.
Sejarah
Pembesar Gojukai Indonesia :
a.
Drs.
Setyo Hardjono
Beliau lahir di Semarang pada tanggal 15 Agustus 1933.
Setamat SMA beliau terpilih sebagai penerima beasiswa dan melanjutkan kuliah di Jepang. Beliau
kemudian mempelajari seni pertarungan tangan kosong (karate) dari mendiang
Gogen Yamaguchi.
Tahun 1967, beliau kembali ke Indonesia dan mulai
merintis terbentunya Karate-Do Gojukai Indonesia. Dan tanggal 15 Agustus 1967,
Karate-Do Gojukai Indonesia, Karate-Do Gojukai Indonesia secara resmi dibentuk
di Jakarta oleh Drs. Setyo Haryono dan beliau menjabat sebagai ketua Karate-Do
Gojukai Indonesia.
Di masa hidupnya Drs. Setyo Hardjono meraih tingkatan
DAN 6 dan memperoleh penghargaan DAN 7 dari Honbu Gojukai Tokyo. Murid-murid
beliau diantaranya adalah Sensei Richard Mendwijaya (Pendiri Gojukai Sulawesi
Selatan), Wiryono Rahmat, Shihan Maskun Prasetia, dan Shihan Achmad Ali. Beliau
wafat di Semarang pada 27 April 1979.
b.
Richard
Mendwijaya
Beliau lahir
di Jakarta tanggal 13 Agustus 1942. Tahun 1960-an beliau sangat populer sebagai
judoka tidak terkalahkan di Indonesia baik di even nasional maupun tingkat
olimpiade. Kemudian hijrah ke Karate Goju-Ryu dengan pertama kali berlatih pada
Sensei Ishi (orang Jepang yang menetap di Indonesia, namun ia tidak bergabung ke dalam Gojukai Indonesia pimpinan
Shihan Setyo Hardyono yang berafiliasi pada Gojukai Yamaguchi di Jepang) lalu kemudian
berpindah dan berlatih dibawah bimbingan Shihan Setyo Hardjono.
Ketika
Shihan Setyo Hardjono wafat, beliau langsung menjadi orang kedua di Karate-Do
Gojukai Indonesia dengan menduduki posisi Ketua Dewan Guru dan Direktur Gojukai
Indonesia. Beliau terakhir meraih Dan 4 langsung dari mendiang Hanshi Gogen
Yamaguchi.
c.
Prof. Dr. Achmad Ali, SH,MH

Beliau
adalah dosen di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, Guru Besar di bidang
Ilmu Hukum. Di dunia karate, saat ini beliau adalah seorang Shihan bertingkat
Kyoshi DAN 7 IKGA dan merupakan Shibucho IKGA Indonesia. Wakil beliau
(Fuku-Shibucho) adalah Shihan Maskun Prasetia (Kyoshi DAN 7 IKGA).
B.
2 komentar:
Taniah OSU.
Saya Muhammad Naufal Sofyan, ALHAMDULILLAH saya sudah mendapatkan sabuk hitam DAN 1 (Shodan) Goju Kai di Jakarta. Saya dibimbing dan dilatih oleh Sensei Dirwantoro dan diawasi oleh Sihan Mahdi. Saya juga sudah mendapatkan sabuk hitam DAN 1 (Shodan) dari Shotokan Karate Do dari INKAI dibawah kepemimpinan Sabeth Muhsin. Saya memohon doa restu dari para Karateka disini. Semoga Goju Kai Karate Do bertambah besar dan lebih banyak peminatnya
Sy hanya bingung bgmn Anda pada saat dalam dojo akan mampu membedakan teknik92 kedua aliran yg memiliki prinsip teknik yg jauh berbeda tetsebut. Sementara teknik itu sendiri bergerak secara alamiah dan tidak dibuat2? (Hezron Tandungan).
Posting Komentar