Secara harfiah kata’ berarti
bentuk/rupa/potongan/corak. Dalam budo, kata’ lebih diartikan sebagai bentuk
latihan khusus yang menjadi intisari sebuah jenis beladiri yang ditampilkan
dalam rangkaian beberapa jurus. Didalam seni pertarungan karate, tiap-tiap aliran
mengoleksi pembendaharaan teknik khas
mereka kedalam apa yang dinamakan Kata.
Dan setiap perguruan dan aliran menempatkan Kata sebagai ‘jiwa dari
alirannya’ yang berbeda dengan aliran lain. Kata menjadi pembeda utama dari
tiap-tiap aliran karate yang memang pada awalnya berasal dari berbagai seni
pertarungan yang berbeda, yang kemudian namanya disatukan (karate) namun
teknik-teknik dan prinsip-prinsipnya saling kontras satu sama lain tak mungkin
di satukan. Contohnya karateka aliran Goju (dahulu dikenal dengan nama Naha-Te)
harus memukul dengan star kepalan tangan dari bawah ketiak, berbeda dengan
karateka aliran Shotokan(dahulu dikenal dengan nama Shuri-Te) yang memukul
dengan star kepalan tangan dari samping pinggang. Oleh karena itulah seseorang
dapat diketahui berasal dari perguruan
atau aliran mana terlihat dari jenis Kata yang dimainkannya. Mungkin saja ada
jenis Kata Goju-Ryu yang namanya sama dengan Kata aliran/perguruan lain tetapi
cara memainkannya serta makna bunkai-nya
(aplikasi) berbeda.
Kata
dalam Karate-Do Goju-Ryu dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
Fukyu
Kata (Junbi Kata) :
Kelompok Kata Persiapan
Kihon
Kata :
Kelompok Kata Dasar
Kaishu
Kata :
Kelompok Kata Tangan Terbuka
Tokutei
Kata :
Kelompok Kata Luar Biasa (Kata Khusus Para Shihan)
Adapun
pembagian dari masing-masing kelompok kata tersebut adalah:
1. Junbi
Kata
a. Taikiokukata
Secara
harfiah taikioku berarti pelajaran pertama. Taikiokukata diciptakan oleh Hanshi
Gogen Yamaguchi dan menerapkan pola Tai Chi Chuen. Di karate aliran Shotokan
juga diciptakan Taikiokukata versi Shotokan oleh pendiri Shotokan, Gichin
Funakoshi. Taikiokukata versi Goju-Ryu menekankan gerakan khas Goju-Ryu seperti
Shiko Dachi, Sanchin, dan Neko Ashi Dachi meskipun beberapa gerakannya juga
menggunakan gerakan khas Shotokan seperti Zen Kutsu Dachi. Pembagian
Taikiokukata adalah :
·
Taikiokun Jodan Dai Ichi/Ni
·
Taikioku
Chudan Dai Ichi/Ni
·
Taikioku
Gedan Dai Chi/Ni
·
Taikioku
Kakeuke Dai Chi/Ni
·
Taikioku
Mawashi Uke Dai Ichi/Ni
b. Geikisai
Kata
Diciptakan oleh shihan Chojun Miagi pada tahun
1940-an. Menurut sejarah, sebenarnya beliau ingin menciptakan 10 jenis Geikisai
Kata namun ajal menghampiri beliau. Geikisai berarti menabrak dan
menghancurkan. Dapat dikatakan bahwa Kata ini sari dari taikiokukata. Pembagian
Geikisai Kata :
·
Geikisai Dai Ichi
·
Geikisai Dai Ni
2. Kaishu
Kata
a. Saifa
Secara harfiah berarti menabrak dan mencabik. Kata ini
diadopsi dari Kung Fu tinju Bangau Putih di China melalui master Ryu Ryuko pada
muridnya, master Kanrio Higaonna, yang merupakan guru dari Chojun Miagi.
b. Sainchin
Secara harfiah berarti menarik dan bertempur, namun
ada juga yang mengartikan menaklukkan. Diadopsi oleh guru Chojun Miagi,Kanrio
Higaonna dari seni bela diri China, Hasing-I, yang kemudian secara bertahap
dimodifikasi oleh Shihan Chojun Miagi, Hanshin Gogen Yamaguchi, dan Saiko
Shihan Goshi Yamaguchi.
c. Seipai
Kata ini diadopsi dari China oleh Kanrio Higaonna lalu
kemudian dimodifikasi oleh Shihan Chojun Miagi, Hanshin Gogen Yamaguchi, dan Saiko Shihan Goshi Yamaguchi.
Secara harfiah berarti 18. Angka 18 tersebut merupakan hasil perkalian dari
6x3. Bilangan 6 menunjukkan 6 unsur : warna, suara, rasa, cita, sentuhan,
keadilan. Sedangkan bilangan 3 menunjukkan 3 unsur : kebaikan, keburukan,
perdamaian.
d. Sanseiru
Secara harfiah berarti 36. Simbol 36 merupakan hasil
perkalian 6x6. Adapun 6 kelompok pertama mengandung arti 6 unsur : mata,
telinga, hidung, lidah, tubuh dan semangat. Sedangkan 6 kelompok kedua
mengandung unsur : warna, suara, rasa, cita, sentuhan, dan keadilan.
e. Seisan
13 adalah makna harfiah dari Kata ini. Angka 13 adalah
angka utama di China. Angka 13 merupakan angka kebahagiaan dan keberuntungan.
f. Shisouchin
Secara harfiah berarti pertarungan 4 penjuru.
g. Kururunfa
Makna harfiahnya adalah Ku (Long), Ru (Hold) dan Fa
(Break). Tetapi secara filosofis dimaknakan sebagai perdamaian abadi, hentikan
pertempuran. Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam Kata ini dilakukan dengan
gesit dan kekuatan penuh.
h. Suparinpei
Dikenal dengan nama lain Pecchurin, bermakna harfiah
108. Salah satu pendapat mengatakan angka 108 tersebut bertalian dengan ajaran
Budha yang meyakini adanya 108 setan dalam tubuh manusia, karena itu setiap
tanggal 31 Desember dilakukan pemukulan lonceng untuk mengusir ke 108 setan
tersebut. Pendapat lain mengatakan bahwa angka 108 menunjukkan ke 108 titik
lemah yang terdapat pada tubuh manusia.
Adapula yang berpendapat, bahwa angka 108 menunjukkan 108 Shihan yang
bersama-sama menciptakan Kata ini. Dan pendapat terakhir yang masuk akal adalah
bahwa angka 108 merupakan hasil perkalian 36x3. Dan 36 merupakan hasil
perkalian 6x6. Angka 6 pertama berarti : mata, telinga, hidung, lidah, tubuh
dan semangat. Lalu 6 berikutnya : warna, suara, rasa, cita, sentuhan dan
keadilan. Dan angka 3 menunjukkan masa lalu, masa kini dan masa depan. Kata
suparinpei merupakan salah satu kata terpanjang dalam Goju-Ryu, dan konon
dulunya terdapat 3 jenis kata Suparinpei, yaitu Suparinpei Jodan, Suparinpei
Chudan, Suparinpei Gedan.
3. Kihon
Kata
a. Sanchin
Secara harfiah berarti 3 pertempuran, yakni pertempuran
internal: fisi, pikiran, dan misi. Merupakan kata dasar yang sangat utama dalam
Goju-Ryu yang menggabungkan antara lain : latihan bentuk fisik dan teknik,
latihan pernapasan, latihan mengencangkan otot, dan latihan spirit. Dalam
memainkan kata ini tidak boleh tampak sedikitpun kelemahan, sehingga dikatakan
bahwa kata Sanchin mencerminkan Go (keras) dalam Goju-Ryu.
b. Tensho
Secara harfiah berarti libatan tangan diciptakan oleh
Shihan Chojun Miagi yang diadopsi dari kata Rokishu yang terdapat dalam buku kuno
yang dipelajari di China, yaitu Bubishi. Kata Tenso merupakan symbol Ju (Lunak)
dalam Goju-Ryu.
4. Tokute
Kata
a. Genkaku
b. Chikaku
c. Tenryu
d. Koryu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar