Senin, 29 Desember 2014

SEJARAH KARATE-DO GOJUKAI DUNIA



       1.      Kanry Higaonna
kanryo.jpgGrandmaster Kanryo Higaonna lahir pada tanggal 10 Maret, 1853 di Naha, ibukota Okinawa. Ayahnya, bekerja sehari-hari sebagai pedagang berlayar antara pulau-pulau kecil di Okinawa. Dari usia muda Kanryo Higaoma membantu ayahnya dalam pekerjaannya dan melalui kerja fisik yang terlibat ia mengembangkan tubuh yang kuat.
Kanryo Higaona masih remaja ketika ayahnya tiba-tiba meninggal. Kanryo memutuskan ingin mempelajari seni beladiri dan ia menetapkan hatinya untuk bepergian ke Fuzhou China. Ia bepergian ke Fuzhou, Cina pada tahun 1869. Setelah di Fuzhou ia mempelajari seni bela diri Cina di bawah Ryu Guru Agung Ryu Ko. Dia segera menjadi "Uchi Deshi" (murid swasta) dan dia tetap di Cina di bawah instruksi parah gurunya selama kurang lebih 13 tahun. Selain mempelajari seni bela diri tangan kosong dia menjadi mahir dalam teknik senjata dan obat-obatan herbal Cina. Guru Ryu Ryu Ko menyatakan muridnya memang ahli dalam penguasaan seni ini , suatu kehormatan yang diberikan jarang. Begitulah keterampilan Kanryo dalam seni bela diri yang ketenarannya menjadi luas di seluruh Fuzhou dan daerah sekitarnya.
Chojun Miyagi (pendiri Goju-Ryu dan penerus Kanryo Higaoma) menyatakan diri Kanryo Higaona, "Sensei saya memiliki kekuatan yang luar biasa, beratnya pelatihan ia menjalani di China adalah di luar pemahaman, kecepatan dan kekuatan Kanryo Sensei adalah benar-benar seperti manusia super, tangan dan kakinya bergerak lebih cepat dari kilat". Kata-kata tidak cukup untuk mengekspresikan kemampuan aslinya. Kami hanya bisa mengatakan bahwa keahliannya adalah luar biasa.
Pada tahun 1881, setelah 13 tahun belajar rajin dengan gurunya, Kanryo Higaona kembali ke Okinawa, Naha di mana seni bela diri dikenal sebagai Naha-te (seni ini juga disebut sebagai "Tode" yang berarti seni bela diri dari Cina). Kanryo Higaonna mengajarkan seni bela diri ini kepada rakyat Okinawa dan pada saat yang sama melanjutkan penelitian sendiri dan praktek. Dalam rangka untuk mengajar pemuda dari Okinawa dia mengembangkan metode pengajaran yang khusus dirancang untuk mengembangkan pikiran dan tubuh, untuk meningkatkan baik fisik dan spiritual kesejahteraan.
Seni Sebelumnya rahasia dari Naha-te itu "terbuka" untuk masyarakat pada umumnya, pada bulan Oktober 1905, ketika Kanryo Higaoma mulai mengajar di SMA.
Kanryo Higaonna menguasai tugas yang sangat keras saat mengajar. Namun dalam kehidupan sehari-hari dia adalah pria pendiam dan rendah hati dan dikenal untuk karakter kebajikan. Dia adalah orang yang tidak memiliki kebutuhan atau keinginan untuk hal-hal duniawi. Dia menjalani kehidupan sederhana yang benar-benar dikhususkan untuk mempelajari dan praktek seni bela diri.
Ada banyak cerita yang berhubungan kisah hidup Kanryo Higaoma dan pelatihan. Kekuatan kakinya adalah legendaris, begitu banyak sehingga ia sering disebut sebagai "Ashi no Higaona" ("Kaki Higaona") di Okinawa. Sifat luhurnya telah dikenal luas dan dihormati, dan karena popularitasnya rakyat Naha menganugerahkan dia dengan nama, "Obushi Higaoma Tanrei", nama yang mencerminkan kasih sayang dan rasa hormat mereka untuk orang besar dan seniman bela diri tertinggi.
Keterampilan yang tak tertandingi Kanryo Higaoma dalam seni bela diri samping, karyanya besar dan ternama ini dalam membawa bentuk seni bela diri China dari China ke Okinawa, dan menyebarkan seni ini di kalangan masyarakat Okinawa.
Seni beladiri Kanryo Higaona sering disebut , "Kensei (tinju suci) Higaona Kanryo", judul yang sungguh pas. Namanya identik dengan seni bela diri Okinawa, Naha-te, dan roh tidak ditakdirkan untuk hidup selamanya sebagai harta yang besar dan dihargai dalam budaya Okinawa.
Seluruh hidup Kanryo Higaona yang telah dikhususkan untuk karate. Beliau meninggal pada bulan Desember 1915 di usia 63.

2.      Chojun Miyagi
miyagi.jpgChojun Miyagi merupakan murid Sensei Kanryo Higaonna. Beliau digelari “Fuseishutsu no kensei” (orang sakti tiada bandingnya). Beliau lahir pada era Meiji 20 (1888) di Naha, sebuah kota besar di pulau Okinawa. Ia mulai belajar karate pada umur 14 tahun di bawah bimbingan Sensei Kanryo Higaonna. Di era Meiji 36 (1904) ketika ia masih berusia 16 tahun, ia diperintahakan untuk pergi ke Fuchou di negeri China untuk berlatih kempo China.
Di Negeri China, beliau menerima latihana yang keras dan penuh disiplin. Beliau mempelajari ilmu bela diri lunak, yaitu Tai Chi Chuen dan Pakua Chang. Selain kedua ilmu bela diri itu, di China juga terdapat ilmu bela diri lunak lain yang disebut Hsing-I.
            Orang China mengatakan bahwa untuk hidup sempurna manusia harus berada dalam chi, dan chi juga ada dalam diri manusia.
            Apa Chi itu?
            Chi adalah udara dan energi. Ia diperlukan untuk menyelaraskan tubuh dengan alam. Chi dapat menjadi suatu kekuatan yang melahirkan energy. Jika ia menjadi yang disebut “yang utuh” dan “yang utama”, yaitu Tai Chi. Jadi Tai Chi bermakna “yang utuh dan utama”. Tai Chi dilambangkan dalam dua unsure, yaitu Yin dan Yang yang saling mengikat dan terpadu dalam satu lingkaran. Yin adalah kutub negative yang dilambangkan sebagai wanita, sedangkan Yang adalah kutub positif yang dilambangkan sebagai pria (Jantan).
            Manusia sewaktu dilahirkan tubuhnya diisi oleh Yin dan Yang, dan dalam usia dewasa mencapai puncaknya, kemudian perlahan menurun seiring penambahan usia. Dengan berlatih pernafasan ketika memainkan kata Sanchin, keseimbangan Yin dan Yang akan harmonis, sehingga yang rutin dan teratur melakukannya akan senantiasa awet muda dan kelihatan jauh lebih muda dari usia yang sebenarnya.
            Orang China meyakini bahwa realita hidup bukanlah gabungan dari momen-momen yang terpisah, melainkan jalinan tanpa batas dari perubahan gejala alam. Pagi hari yang berganti siang, kemudian malam. Bagai daun yang gugur dan tumbuh kembali, sungai yang mengalir dan awan yang ditiup angin, antara ada dan tiada saling terjalin. Mungkin selaras dengan gamelan sacral sekatenannya orang jawa. Kelanggengan antara kala gong ditabuh memberikan kesadaran akan bunyi. Begitu pula ruang kosong memperkuat kesadaran akan garis tepi dari patung karya Henry Moore.
Shuri_Castle1937.jpgMiyagi selagi berlatih Tai Chi Chuen dan Pakua Chang , juga pada waktu yang sama mempelajari teori dari buku tua. Setelah kembali dari negeri China, ia membandingkan antara Kempo China dan Okinawa-Te. Ia mengadopsi latihan pernafasan unik dari China yang disebut ‘ikibuku’.
Sejarawan lain menuliskan bahwa selama di China, Chojun Miyagi berlatih bela diri dari Pakua Chang , Hsing-I, Mi Tsung-I, dan Tiger  Crane dari Shaolin. Kemudian ia mempelajari gaya lain dan memperkenalkan baik Kempo China maupun Okinawa-Te dan kemudian menambahkan dengan gagasan orisinalnya sendiri. Demikianlah proses kelahiran  Goju-Ryu. Nama Goju-Ryu telah ditransfer dari Bubishi (dalam bahasa China: Wu Bei Zhi), sebuah buku kuno yang telah didokumentasikan dalam arsip China.
 Chojun Miyagi memutuskan nama 'Goju-Ryu' (sekolah keras dan lembut) sebagai nama untuk gayanya. Dia mengambil nama ini dari baris dalam Bubishi (teks klasik China pada seni bela diri dan mata pelajaran lainnya). Baris ini, yang muncul dalam sebuah puisi yang menggambarkan delapan ajaran seni bela diri, membaca "Ho Goju Donto" (cara menghirup dan menghembuskan napas adalah kekerasan dan kelembutan). Puisi keseluruhan berbunyi sebagai berikut:
Pikiran adalah satu dengan Langit dan Bumi.
Irama peredaran tubuh adalah mirip dengan siklus Matahari dan Bulan.
Cara menghirup dan menghembuskan napas adalah kekerasan dan kelembutan.
Bertindak sesuai dengan waktu dan perubahan.
Teknik akan terjadi tanpa adanya pikiran sadar.
Kaki harus maju dan mundur, memisahkan dan bertemu.
Mata jangan lewatkan sedikitpun perubahan.
Telinga mendengarkan dengan baik di segala penjuru
Chojun Miyagi mengajar Karate pada sekolah  pelatihan polisi Okinawa, juga di suatu sekolah bisnis  public di kota Naha, sekolah guru Okinawa dan Pusat Kesehatan Okinawa. Di era showa 4 (1929), Miyagi diundang  sebagai dosen tamu kehormatan oleh suatu klub karate yang berlokasi di Universitas Kyoto. Beliau juga telah diundang untuk mengajar secara tetap oleh Universitas Ritsuimeikan. Ia mengembangkan metodenya ke seluruh jepang dan inisiatif memperkenalkan Goju-Ryu selama waktu itulah Gogen Yamaguchi mengenal Sensei Miyagi dan oleh Miyagi, Yamaguchi dibebani tanggungjawab  untuk menyebarkan metode ciptaan  Miyagi dan mengorganisirnya, Gogen Yamaguchi kemudian membentuk Japan Karate-Do Gojukai Association (JKGA).
Sensei Miyagi kemudian diundang ke Hawai oleh Shimpo Co dan mengajar Karate disana selama setahun. Juga ia mengajarkan Goju-Ryu Karate-Do di Jepang dan di luar Jepang. Untuk itu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Jepang memberi penghargaan kepada Miyadi. Setelah perang dunia kedua ia kembali ke Okinawa dan bekerja untuk pemerintahan sipil sebagai pelatih pendidikan jasmani. Di era showa 28( 8 Oktober 1953), beliau meninggal dunia di Okinawa.
2.jpg      Bagaimana asal mula dinamakannya perguruan Chojun Miyagi sebagai perguruan Goju-Ryu?
      Dalam suatu Turnamen Seni Bela Diri yang diadakan di Jepang pada tahun 1930, Sensei Shinzato Jin’an (murid senior Chojun Miyagi) turut berdemonstrasi. Di dalam turnamen itu, seorang Master Ko-Budo menanyakan padanya, berasal dari perguruan apa? Dan Shinzato Jin’an tentu saja tidak dapat menjawabnya karena hingga saat itu Chojun Miyagi belum pernah member nama perguruannya.
Sekembalinya dari turnamen, Shinzato mempertanyakan perihal nama perguruan itu pada Chojun Miyagi,  dan baraulah Miyagi sadar bahwa nama perguruan sangat penting dalam pengembangan alirannya. Chojun Miyagi kemudian memilih nama Goju-Ryu sebagai nama perguruannya. Go berarti keras dan Jo berarti lunak. Dalam sejarah kekaratean, Miyagi-lah master yang pertama member nama perguruannya, dan belakangan baru diikuti oleh master-master karate yang lain. Nama Goju-Ryu sendiri secara resmi digunakan ketika tahun 1933 oleh Miyagi(berkat jasa Gogen Yamaguchi mendaftarkan nama perguruannya pada Butotokai Jepang).
     3.      Gogen Yamaguchi
yam.jpgGogen Yamaguchi dilahirkan  pada 20 Januari 1909 di Agoshima, sebelah selatan Pulau Kyushu, Jepang. Yamaguchi dikenal dengan julukan “The Cat”. Sebelum mempelajari Karate beliau belajar Kendo, ilmu pedang Jepang. Gogen Yamaguchi mulai belajar Goju-Ryu Karate dibawah bimbingan Sensei Takeo Maruta di Dojo Maruto di Miyazai, Kyushu. Maruta adalah seorang tukang kayu dan merupakan murid Chojun Miyagi. Yamaguchi kemudian belajar pada Meitoku Yagi(Pendiri Meibukan Dojo) dan Jitsue Yogi (sahabat dan penasehat Morio Higaonna dan IOGKF), keduanya juga merupakan murid Sensei Miyagi. Pada tahun 1929, Yamaguchi dan Jitsue Yogi  mengundang Sensei Miyagi ke Jepang dan kemudian belajar langsung Goju-Ryu darinya. Tahun1937, Gogen Yamaguchi dipercayai oleh Shihan Miyagi untuk mengepalai dan mengajarkan Goju-Ryu di Jepang, juga menerima nama “Gogen” dari Miyagi dan gelar “Renshi” dari Dai Nippon Butokokai.
Permasalahan yang sering menjadi persoalan hokum di Negara-negara yang marak seni bela dirinya seperti Jepang dan Amerika Serikat adalah “hak atas lambing perguruan atau aliran”. Awal 1930an, Gogen Yamaguchi kemudian  mendesain logo “kepalan tangan Chojun Miyagi” yang digunakan oleh Goju-Ryu aliran Yamaguchi, dan jika digunakan  oleh perguruan lain, sekalipun perguruan itu mengajarkan Goju-Ryu, tetap illegal dan dapat dituntut. Desain yang dibuat oleh Gogen Yamaguchi menjadi legal setelah didaftarkan pada Butotokai Jepang sebagai “Trademark” pada 9 Maret 1971, engan nomor registrasi 1268906 (C1:24, Specified Merchandise: Sporting Good) dan nomor registrasi Trademark 1370905 (C1:21, Specified Merchandise: Accessories).
Undang-undang menyatakan bahwa:”To duplicate these Service Marks by way of printing, embroidering and founding or to display it in public without authorization may constitute service mark infringements and may be subject to litigation”.
Beliau kemudian mendirikan All Japan Karate-Do Gojukai Association (JKGA) dan menjadi presidennya yang pertama pada tahun 1950. Dalam perkembangan lebih lanjut, Gojukai Jepang-pun tumbuh lebih dari satu perguruan, dan Gojukai yang dipimpin oleh Gogen Yamaguchi lebih sering disebut “Gojukai Yamaguchi”.
jp_gai1.jpgTahun 1951, Gogen Yamaguchi mendapat tingkatan “Ju dan Hanshi”(DAN 10) dari Shihan Chojun Miyagi.
Pada tahun 1964, Gogen Yamaguchi berpartisipasi  membentuk The All Japan Karate-Do Federation (JKF). Kemudian pada tahun 1969, beliau memperoleh penghargaan tertinggi dari Kaisar Jepang, yaitu penghargaan “Ranjuuho-sho”.
Hanshi Gogen Yamaguchi senantiasa mengajarkan: “It is easy to listen what you are taught, but it is difficult to find what you have within yourself and master it as your own”.
Dari ajarannya itu, sehingga kita berkesimpulan  bahwa seorang instruktur Karate-Do harus terlebih dahulu mampu melakukan sendiri segala sesuatu yang akan dia ajarkan pada murid-muridnya.
Pada tahun 1975, Gogen Yamaguchi mendirikan the Japan Karate-Do College dan menjadi presidennya. Instruktur dani Japan Karate-Do College itu adalah :
1.      Gogen Yamaguchi (Goju-Ryu)
2.      Goshi Yamaguchi (Goju-Ryu)
3.      Gogyoku Wakako Yamaguchi (Goju-Ryu)
4.      Hironori Ohtsuka (Wado-Ryu)
5.      Iwata Manzao (Shito-Ryu)
6.      Tamae (Rembukai)
7.      Motokatsu Inoue (Ryukyu Kobujutsu)
PAUL_GY2.jpgShihan Paul Starling (Shibucho dari Gojukai Karate-Do Australia) adalah lulusan pertama dari Japan Karate-Do College tersebut.
      Pada 30 April 1977, Gogen Yamaguchi mendirikan IKGA (International Karate-Do Gojukai Association). Dan lagi-lagi beliau menjadi presiden pertama sekaligus Saiko Shihan pertama. Kemudian setelah beliau wafat pada tanggal 20 Mei 1989, beliau digantikan oleh putra bungsunya, Hanshi Goshi Yamaguch

4.      Goshi Yamaguchi
goshiY.jpg
Saiko Shihan Goshi Yamaguchi bernama lengkap Hirofumi Goshi Yamaguchi. Lahir pada 28 September 1942 di Shinjing, Manchuria. Setelah meninggalnya Saiko Shihan Gogen Yamaguchi pada 20 Mei 1989, Goshi Yamaguchi menggantikan kedudukan beliau sebagai Presiden (Kaicho) dari International Karate-Do  Gojukai Association (IKGA) hingga saat ini. Beliau senantiasa  didampingi oleh tokoh kedua dalam perguruan Gojukai Yamaguchi, yakni Hanshi Hiromasa Kikuchi.

DIBALIK PUKULAN SANG KARATEKA





Seorang master Karate dilontarkan sebuah pertanyaan mengenai pukulannya yang mampu memecahkan tumpukan blok beton. Kalian tahu apa jawabnya? Silahkan baca selanjutnya. Beliau mengatakan bahwa Fisika memiliki rahasia masing-masing. Jika ahli fisika di universitas berkutat di laboratoriumnya, mencari rahasia tumbukan materi, jagoan beladiri karate mencarinya di tempat latihan atau Dojo. Dengan latihan tekun terus menerus selama bertahun-tahun, seorang master karate sabuk hitam, dapat memecahkan tumpukan bata atau tembok beton dengan sekali pukul. Tentu saja tanpa membuatnya cedera. Yang menarik adalah jika seorang karateka juga merangkap ahli fisika seperti Ronald McNair dan Michael Feld. Keduanya meneliti fenomena pukulan karate yang bisa memecahkan blok beton, dengan pendekatan fisika. Di tahun 70-an McNair yang menjadi instruktur karate Feld, keduanya ahli fisika dari Institut Teknologi Massaschussets, menyimpulkan bahwa rahasia pukulan karate terletak pada kecepatan dan titik fokus pukulannya. Sayangnya ahli fisika McNair yang menjadi astronot, tewas secara tragis dalam ledakan pesawat ulang-alik Challenger.
Pertanyaannya secepat apa pukulan yang dapat memecahkan tumpukan bata atau tembok beton?. Untuk mendapatkan data yang tepat, Feld dan McNair bekerjasama dengan Stephen Wilk yang saat itu sedang menyelesaikan program Doktoralnya, meneliti kecepatan pukulan karate. Menggunakan lampu strobo yang pulsanya antara 60 sampai 120 kali per detik, dilakukan pemotretan sejumlah serangan tendangan dan pukulan karate yang dilancarkan McNair. Setelah filmnya diproses, para ahli fisika yang sekaligus master karate itu menganalisis hasilnya. Feld dan McNair menyimpulkan, pemula yang baru mempelajari karate dapat melontarkan pukulan secepat 6 meter per detik, yang hanya mampu memecahkan satu lapis papan setebal sekitar 3 sentimeter. Namun seorang master sabuk hitam Dan empat seperti McNair, mampu melontarkan pukulan secepat 14 meter per detik. Dengan kecepatan itu, sebuah kepalan tangan mampu membangkitkan impak sekuat 2.800 Newton. Untuk memecahkan sebuah blok beton yang tebalnya beberapa sentimeter, hanya dibutuhkan daya sebesar 1.900 Newton. Tentu saja seorang petinju kawakan, juga dapat melontarkan pukulan secepat master karate sabuk hitam. Akan tetapi karena metode lontaran pukulannya berbeda, hasilnya juga berbeda. Lontaran pukulan pada tinju menghasilkan guncangan pada bagian dalam, akan tetapi tidak menimbulkan kerusakan pada bagian luar. Momentumnya cukup besar, hingga mampu membuat knock out petinju lainnya, atau membuatnya gegar otak tanpa merusak tulang tengkoraknya. Pukulan untuk menghasilkan momentum maksimal, juga digunakan oleh pemain golf atau tenis, untuk menghasilkan resultat yang mirip. Pukulan karate, seperti yang dipelajari Feld dan McNair pada dasarnya seperti patukan ular. Melecut amat cepat dan ditarik seketika. Jika seorang karateka sabuk hitam melontarkan pukulannya, impaknya pada blok beton atau papan hanya berlangsung kurang dari lima milidetik. Dampaknya blok beton atau papan pecah berantakan. Untuk dapat melontarkan pukulan yang mampu memecahkan beton, dibutuhkan latihan intensif bertahun-tahun serta konsentrasi penuh. Untuk meneliti lebih jauh, bagaimana impak pukulan itu mampu memecahkan lapisan blok beton, seorang dosen fisika di Univesitas Cleveland yang pernah belajar Tae Kwon Do, Jearl Walker melakukan penelitian berbasis hasil penelitian Feld dan McNair.
Disimpulkan, ada sudut pukulan tertentu, serta momentum pada titik tertentu yang menentukan besarnya momen impak pukulan. Besaran tsb berlaku umum, baik bagi pukulan karate, tendangan tae kwon do atau pukulan tinju. Akan tetapi mengapa tulang karateka tidak ikut patah ketika memecahkan benda keras?. Rahasianya adalah latihan tekun, ditunjang konstruksi tulang kepalan tangan itu sendiri.
Tulang manusia memiliki daya tahan luar biasa. Tulang manusia amat lentur dan ketahanannya 40 kali lipat lebih besar dari daya tahan blok beton. Jika dilatih terus menerus seperti pada para master karate, daya tahan dan daya redamnya dapat meningkat menjadi 2.000 kali lebih tangguh dari beton. Untuk memecahkan benda keras, seorang master karate harus mampu menggetarkannya hingga mencapai titik kritis ketahanan benda bersangkutan. Berbeda dengan gaya tinju, yang pukulannya meredam kembali getaran benda keras, pukulan karate yang seperti patukan ular mempercepat getaran benda keras hingga mencapai titik pecahnya. Namun master karate dan sekaligus doktor ilmu fisika Feld mengingatkan, jangan coba-coba memecahkan benda keras tanpa latihan cukup. Bila hal itu dilakukan, yang terjadi bukan benda kerasnya yang pecah, tapi sebaliknya tulang tangan kita yang patah.

KATA'



Secara harfiah kata’ berarti bentuk/rupa/potongan/corak. Dalam budo, kata’ lebih diartikan sebagai bentuk latihan khusus yang menjadi intisari sebuah jenis beladiri yang ditampilkan dalam rangkaian beberapa jurus. Didalam seni pertarungan karate, tiap-tiap aliran mengoleksi pembendaharaan teknik khas  mereka kedalam apa yang dinamakan Kata.  Dan setiap perguruan dan aliran menempatkan Kata sebagai ‘jiwa dari alirannya’ yang berbeda dengan aliran lain. Kata menjadi pembeda utama dari tiap-tiap aliran karate yang memang pada awalnya berasal dari berbagai seni pertarungan yang berbeda, yang kemudian namanya disatukan (karate) namun teknik-teknik dan prinsip-prinsipnya saling kontras satu sama lain tak mungkin di satukan. Contohnya karateka aliran Goju (dahulu dikenal dengan nama Naha-Te) harus memukul dengan star kepalan tangan dari bawah ketiak, berbeda dengan karateka aliran Shotokan(dahulu dikenal dengan nama Shuri-Te) yang memukul dengan star kepalan tangan dari samping pinggang. Oleh karena itulah seseorang dapat diketahui  berasal dari perguruan atau aliran mana terlihat dari jenis Kata yang dimainkannya. Mungkin saja ada jenis Kata Goju-Ryu yang namanya sama dengan Kata aliran/perguruan lain tetapi cara memainkannya serta makna bunkai-nya (aplikasi) berbeda.
Kata dalam Karate-Do Goju-Ryu dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
Fukyu Kata (Junbi Kata)        : Kelompok Kata Persiapan    
      Kihon Kata                              : Kelompok Kata Dasar
      Kaishu Kata                             : Kelompok Kata Tangan Terbuka
     Tokutei Kata                            : Kelompok Kata Luar Biasa (Kata Khusus Para Shihan)
Adapun pembagian dari masing-masing kelompok kata tersebut adalah:
      1.      Junbi Kata
a.       Taikiokukata
Secara harfiah taikioku berarti pelajaran pertama. Taikiokukata diciptakan oleh Hanshi Gogen Yamaguchi dan menerapkan pola Tai Chi Chuen. Di karate aliran Shotokan juga diciptakan Taikiokukata versi Shotokan oleh pendiri Shotokan, Gichin Funakoshi. Taikiokukata versi Goju-Ryu menekankan gerakan khas Goju-Ryu seperti Shiko Dachi, Sanchin, dan Neko Ashi Dachi meskipun beberapa gerakannya juga menggunakan gerakan khas Shotokan seperti Zen Kutsu Dachi. Pembagian Taikiokukata adalah :
·         Taikiokun  Jodan Dai Ichi/Ni
·         Taikioku Chudan Dai Ichi/Ni
·         Taikioku Gedan Dai Chi/Ni
·         Taikioku Kakeuke Dai Chi/Ni
·         Taikioku Mawashi Uke Dai Ichi/Ni

b.      Geikisai Kata
Diciptakan oleh shihan Chojun Miagi pada tahun 1940-an. Menurut sejarah, sebenarnya beliau ingin menciptakan 10 jenis Geikisai Kata namun ajal menghampiri beliau. Geikisai berarti menabrak dan menghancurkan. Dapat dikatakan bahwa Kata ini sari dari taikiokukata. Pembagian Geikisai Kata :
·         Geikisai Dai Ichi
·         Geikisai Dai Ni
            2.      Kaishu Kata
a.       Saifa
Secara harfiah berarti menabrak dan mencabik. Kata ini diadopsi dari Kung Fu tinju Bangau Putih di China melalui master Ryu Ryuko pada muridnya, master Kanrio Higaonna, yang merupakan guru dari Chojun Miagi.
b.      Sainchin
Secara harfiah berarti menarik dan bertempur, namun ada juga yang mengartikan menaklukkan. Diadopsi oleh guru Chojun Miagi,Kanrio Higaonna dari seni bela diri China, Hasing-I, yang kemudian secara bertahap dimodifikasi oleh Shihan Chojun Miagi, Hanshin Gogen Yamaguchi, dan Saiko Shihan Goshi Yamaguchi.
c.       Seipai
Kata ini diadopsi dari China oleh Kanrio Higaonna lalu kemudian dimodifikasi oleh Shihan Chojun Miagi, Hanshin Gogen  Yamaguchi, dan Saiko Shihan Goshi Yamaguchi. Secara harfiah berarti 18. Angka 18 tersebut merupakan hasil perkalian dari 6x3. Bilangan 6 menunjukkan 6 unsur : warna, suara, rasa, cita, sentuhan, keadilan. Sedangkan bilangan 3 menunjukkan 3 unsur : kebaikan, keburukan, perdamaian.
d.      Sanseiru
Secara harfiah berarti 36. Simbol 36 merupakan hasil perkalian 6x6. Adapun 6 kelompok pertama mengandung arti 6 unsur : mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan semangat. Sedangkan 6 kelompok kedua mengandung unsur : warna, suara, rasa, cita, sentuhan, dan keadilan.
e.       Seisan
13 adalah makna harfiah dari Kata ini. Angka 13 adalah angka utama di China. Angka 13 merupakan angka kebahagiaan dan keberuntungan.
f.       Shisouchin
Secara harfiah berarti pertarungan 4 penjuru.
g.       Kururunfa
Makna harfiahnya adalah Ku (Long), Ru (Hold) dan Fa (Break). Tetapi secara filosofis dimaknakan sebagai perdamaian abadi, hentikan pertempuran. Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam Kata ini dilakukan dengan gesit dan kekuatan penuh.
h.      Suparinpei
Dikenal dengan nama lain Pecchurin, bermakna harfiah 108. Salah satu pendapat mengatakan angka 108 tersebut bertalian dengan ajaran Budha yang meyakini adanya 108 setan dalam tubuh manusia, karena itu setiap tanggal 31 Desember dilakukan pemukulan lonceng untuk mengusir ke 108 setan tersebut. Pendapat lain mengatakan bahwa angka 108 menunjukkan ke 108 titik lemah yang terdapat  pada tubuh manusia. Adapula yang berpendapat, bahwa angka 108 menunjukkan 108 Shihan yang bersama-sama menciptakan Kata ini. Dan pendapat terakhir yang masuk akal adalah bahwa angka 108 merupakan hasil perkalian 36x3. Dan 36 merupakan hasil perkalian 6x6. Angka 6 pertama berarti : mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan semangat. Lalu 6 berikutnya : warna, suara, rasa, cita, sentuhan dan keadilan. Dan angka 3 menunjukkan masa lalu, masa kini dan masa depan. Kata suparinpei merupakan salah satu kata terpanjang dalam Goju-Ryu, dan konon dulunya terdapat 3 jenis kata Suparinpei, yaitu Suparinpei Jodan, Suparinpei Chudan, Suparinpei Gedan.
            3.      Kihon Kata
a.       Sanchin
Secara harfiah berarti 3 pertempuran, yakni pertempuran internal: fisi, pikiran, dan misi. Merupakan kata dasar yang sangat utama dalam Goju-Ryu yang menggabungkan antara lain : latihan bentuk fisik dan teknik, latihan pernapasan, latihan mengencangkan otot, dan latihan spirit. Dalam memainkan kata ini tidak boleh tampak sedikitpun kelemahan, sehingga dikatakan bahwa kata Sanchin mencerminkan Go (keras) dalam Goju-Ryu.
b.      Tensho
Secara harfiah berarti libatan tangan diciptakan oleh Shihan Chojun Miagi yang diadopsi dari kata Rokishu yang terdapat dalam buku kuno yang dipelajari di China, yaitu Bubishi. Kata Tenso merupakan symbol Ju (Lunak) dalam Goju-Ryu.
           4.      Tokute Kata
a.       Genkaku
b.      Chikaku
c.       Tenryu
d.      Koryu